Saturday, January 10, 2009

Lima langkah untuk menjadi seorang pemimpin

Langkah Pertama : Pengikut melaksanakan petunjuk dari pemimpin.
Selama langkah pertama berlangsung, titik beratnya pada sikap dan kesediaan untuk
menjadi pengikut yang baik. Seorang pengikut tidak akan pernah menjadi pemimpin
yang efektif bila tidak pernah belajar untuk menjadi pengikut yang baik. Disini seorang
pengikut harus mempelajari empat hal ;
· Pentingnya mengikuti petunjuk – petunjuk dengan tepat, baik, dan benar
· Mengusai ketrampilan dasar yang diperlukan
· Pentingnya melayani orang lain dengan sebaik – baiknya
· Pentingnya sikap hubungan antar manusia yang positif dan dapat diterima oleh
orang lain (human relations)


Langkah keDua : Pengikut melaksanakan petunjuk pemimpin dan pemimpin
mulai meminta masukan dari pengikut.
Pada tahap ini, pemimpin mulai meminta masukan dari pengikutnya dalam proses
pengambilan keputusan, baik berupa data informasi yang diketahuinya ataupun saran
dan pendapatnya. Dalam tingkat ini seorang pengikut tidak saja menerima segala
sesuatunya dari pemimpin, namun juga harus memiliki kreativitas yang dapat diberikan
kepada pemimpinnya. Masukan tersebut akan membantu pemimpin untuk menentukan
saat kapan seorang pengikut dianggap siap menerima tanggung jawab yang makin
meningkat dalam hal merencanakan dan melaksanakan suatu tugas.


Langkah keTiga : Pemimpin menugaskan pengikut untuk merancang dan
melaksanakan suatu tugas atau tanggung jawab dengan masukan dari pemimpin.
Langkah ini merupakan kemajuan yang berarti dalam perkembangan seorang pengikut
untuk menjadi pemimpin. Pengikut mulai menyerap semua hal yang telah dipelajarinya
tentang berbagai segi kepemimpinan dan mulai menerapkan kepemimpinan yang
nyata. Sang pemimpin harus cermat memeriksa prestasi berikutnya. Pemimpin
sebaiknya lebih bersikap sebagai “pelatih” daripada sebagai pemimpin. Sementara
pengikut harus mulai berani memikul tanggung jawab atas apa yang dikerjakan,
termasuk memimpin para asistennya. Pemimpin harus selalu bersedia menjadi
penasehat khusus bila diperlukan. Harus ada pembagian atau pelimpahan tugas yang
jelas antara pengikut dengan pemimpin, karena hal itu akan mempengaruhi pengikut itu
sendiri. Bila pengikut diberi tugas yang terlalu banyak dengan kondisi yang sulit, maka
pengikut tersebut harus mendapatkan kredit poin lebih dibandingkan bila tugasnya tidak
terlalu banyak dan mudah. Dalam hal ini, pengamatan pemimpin untuk menilai kualitas
pengikut sangat berpengaruh pada motivasinya.


Langkah keEmpat : Pengikut merancang dan melaksanakan tugas tanpa masukan
dari pemimpin. Pengikut menyarankan kepada orang yang harus bekerja didalam
kelompoknya mengenai cara pelaksanaan tugas. Selanjutnya pemimpin dan
pengikut bersama – sama memeriksa dan menilai pekerjaan.
Dalam tingkat ini, peran pemimpin hanya memberikan persetujuan akhir saja dari
pekerjaan pengikut dan siap memberikan nasehat atau pertimbangan lainnya bila
diperlukan. Pemimpin tidak lagi harus merinci pelaksanaan tugas. Dalam tahap ini sang
pemimpin telah memberikan kepercayaan penuh kepada pengikut untuk menjadi
pemimpin.

Selain itu, pemimpin juga menjadi “partner” pengikut dan sebaliknya. Kerjasama yang
erat, tingkat komunikasi yang tinggi dan saling mengkoreksi terjadi dalam tingkat ini.
Sebab pada dasarnya pemimpin menginginkan pengikut dapat meminimalkan tingkat
pekerjaan yang dapat dikerjakan pengikutnya. Juga transfer nilai dari pemimpin akan
terasa sebagai bagian dari regenarasi kepemimpinan kepada sang pengikut.


Langkah keLima : Pengikut menyiapkan kelompoknya sendiri dan bekerja bebas
dari sang pemimpin, kecuali memberikan masukan apabila diperlukan dan
pemeriksaan secara berkala untuk melihat sampai sejauhmana tingkat
perkembangan pengikut. Dalam hal – hal tertentu pengikut bebas sama sekali
dari pemimpin dan memulai proses lima tingkat dengan pengikutnya sendiri di
dalam kelompoknya, sebagaimana yang telah dialaminya.
Sang pengikut kini adalah seorang pemimpin dengan wewenangnya sendiri, siap untuk
mencari didalam anggota kelompoknya yang akan menjadi pengikut bebas dari sang
pemimpin. Dengan belajar dari proses yang dialaminya, maka sang pengikut kini telah
menjadi pemimpin baru.


SEORANG LEADER YANG BERHASIL
1. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang mantap dalam bidangnya
2. Selalu siap bekerja sama dalam segala persoalan
3. Rajin, mencintai pekerjaannya
4. Dapat melakukan tugas tepat pada waktunya
5. Merencana dan mengorganisasikan dengan baik
6. Terus menerus meningkatkan kemampuan kejuruannya
7. Tidak henti-henti meningkatkan metoda
8. Dihormati oleh kawan maupun lawan
9. Mengusahakan agar selalu mengetahui perkembangan pekerjaannya
10. Melatih orang-orangnya dengan baik
11. Jujur dan berterus terang
12. Mempunyai rasa humor


SEORANG LEADER YANG GAGAL
1. Kurang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang baik dalam bidangnya
2. Cenderung untuk berdebat (berdalih)
3. Takut terhadap perubahan
4. Kurang berdisiplin
5. Kurang mempunyai inisiatif
6. Tidak dapat melakukan tugas tepat pada waktunya ( kurang bisa memenuhi
janjinya)
7. Tidak bisa melatih sesama Mitra
8. Kurang sabar
9. Gelisah, kehilangan pengendalian diri apabila ada tekanan-tekanan

0 comments:

Post a Comment

Template by : kendhin x-template.blogspot.com